Showing posts with label Skripsi Sosial. Show all posts
Showing posts with label Skripsi Sosial. Show all posts

Sunday, September 1, 2013

Download Skripsi Sosial Gratis (Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya)


Download Skripsi Sosial Gratis (Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya)

Berdasarkan kenyataan kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia maka tingkat kedisiplinan dapat dilihat dari kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang ada disekitar mereka. Kondisi suatu masyarakat dalam kesehariannya tidak boleh terabaikan. Karena di tengah publik inilah penerapan disiplin bangsa Indonesia itu dilakukan, diuji dan dinilai ketangguhannya (Hidayah, 1996:3-5).

Menciptakan lingkungan yang nyaman, tertib, bersih dan juga sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang berlaku di masyarakat perlu adanya kesadaran dan kepedulian setiap anggota masyarakat terhadap situasi dan kondisi lingkungan yang ada disekitar mereka karena lingkungan merupakan tempat manusia untuk menjalankan berbagai aktifitas dan interaksi dengan yang lain, dengan demikian lingkungan yang nyaman, tertib, serta budaya hidup sehat dan bersih dapat terwujud.

Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tangung jawab bersama. Khususnya masyarakat yang ada disekitar lingkungannya. Mereka memiliki peran yang penting dalam menjaga lingkungan serta menciptakan budaya lingkungan yang bersih dan sehat.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang dikemukaan di atas maka masyarakat Banaran menjadi tempat pilihan penulisan skipsi ini. Selain itu menurut hasil pengamatan PKM (Penelitian Kesehatan Mayarakat) yang dilakukan oleh mahasiswa IKM Universitas Negeri Semarang (2005) terhadap kesehatan masyarakat di Banaran dengan didukung oleh kantor Kelurahan dan Puskesmas setempat ditemukan adanya permasalahan kesehatan masyarakat yaitu diataranya angka kejadian pernyakit gondongan (Parotitis) yang disebabkan oleh adanya faktor perilaku yang kurang sehat dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang ada disekitar mereka.

Dari uraian di atas inilah ketertarikan untuk mendiskripsikan mengenai masalah kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kebersihan dilingkungannya. Untuk itu mengambil judul skripsi tentang “Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih Terhadap Lingkungannya” Studi Kasus Pada Masyarakat Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Semarang.


Password: SrHjsdJn



Download Skripsi Sosial Gratis (Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin)


Download Skripsi Sosial Gratis (Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin)

Pelayanan kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan negara. Pemerintah harus melaksanakan prinsip-prinsip good governance dalam melaksanakan pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan salah satunya merupakan tanggungjawab pemerintah, tentunya dengan dukungan atau partisipasi masyarakat., dengan demikian upaya mewujudkan kesehatan rakyat yang diprogramkan pemerintah, peranan warga negara untuk memelihara diri, lingkungan dan masyarakat adalah sangat penting. Ini berarti bahwa pemeliharaan kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat merupakan kunci pokok tercapainya kesehatan secara keseluruhan.

Penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin telah berkembang luas secara nasional sejak terjadinya krisis moneter dengan pembiayaan pemerintah, baik yang bersumber dari pinjaman Bank Pembangunan Asia (1998-2002) maupun yang bersumber dari dana pengurangan subsidi BBM, yakni Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi Bidang Kesehatan (PDPSE-BK, 2002) dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Bidang Kesehatan (PKPS-BBM-BK, 2002-2003).

Jamkesmas merupakan bentuk kebijakan baru dari pemerintah dalam rangka melanjutkan program-program sebelumnya berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin yang dinilai gagal dalam tahap implementasi. Kegagalan program sebelumnya memberi dampak tersendiri bagi keluarga miskin yang menginginkan pelayanan kesehatan yang murah tetapi berkualitas. Karena itulah Jamkesmas sangat diharapkan mampu menutupi kelemahan-kelemahan program kesehatan bagi masyarakat miskin sebelumnya.

Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Cipari berlaku secara umum, artinya semua lapisan masyarakat dapat mengaksesnya, artinya keluarga miskin atau kaya dilayani oleh petugas puskesmas. Perbedaan yang mendasar pada peserta Jamkesmas adalah biaya pelayanan, yang semuanya digratiskan atau ditanggung oleh pemerintah melalui PT. Askes, asalkan semua persyaratan telah dipenuhi dengan baik dan lengkap. Pelayanan yang lebih banyak di akses oleh peserta Jamkesmas adalah pengobatan umum, kesehatan ibu dan anak (KIA).

Melihat kenyataan di atas, diperlukan peningkatan kualitas pelayanan semua kalangan, termasuk di dalamnya penguna kartu Jamkesmas. Karena itulah penelitian ini mengambil judul : “Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Studi tentang Kualitas Pelayanan bagi Masyarakat Pengguna Kartu Jamkesmas di Puskesmas Cipari Kabupaten Cilacap)”.


Password: CIkrkmWQ

Download Skripsi Sosial Gratis (Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja)

Download Skripsi Sosial Gratis (Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja)

Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan orang/ karyawan terhadap pekerjaannya. Pegawai/karyawan tidak hanya secara formalitas bekerja dikantor, tetapi harus mampu merasakan dan menikmati pekerjaannya, sehingga ia tidak akan merasa bosan dan lebih tekun dalam beraktifitas. Para karyawan akan lebih senang dalam bekerja apabila didukung oleh berbagai situasi yang kondusif, sehingga dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.

Ukuran yang dipakai dalam menilai apakah pegawai tersebut disiplin atau tidak, dapat terlihat dari ketepatan waktu kerja, etika berpakaian, serta penggunaan fasilitas/sarana kantor secara efektif dan efisien. (Lateiner dan Levine, terjemah Soejono, 1997 : 60). Bila para pegawai/karyawan memiliki disiplin kerja yang tinggi,diharapkan akan mampu menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat sehingga timbul kepuasan kerja.

Tentunya banyak faktor yang menjadikan suatu lembaga/instansi berupaya keras memberikan solusi dari kekurangan yang ada. Salah satunya dengan seringnya mengadakan komunikasi yang efektif, memotivasi pegawai untuk mengetahui permasalahan yang di hadapi selama ini. Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengambil judul yaitu “Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Grobogan”


Password: 3xE9WzjZ




Download Skripsi Sosial Gratis (Memahami Makna Jilbab Dalam Mengomunikasikan)

Download Skripsi Sosial Gratis (Memahami Makna Jilbab Dalam mengomunikasikan)

Jilbab saat ini tidak hanya dipandang sebagai pakaian serba tertutup yang menggambarkan kesan tradisional, monoton dan konvensional. Keberadaan jilbab telah diterima secara luas di berbagai lingkungan dan status sosial. Secara sosio-kultural, jilbab telah masuk ke berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, hukum, politik, sosial, budaya, seni dan lainnya. Tidak ada lagi pembedaan status dan perlakuan antara yang berjilbab dan yang tidak. Jilbab modern dinilai lebih fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan berbagai busana lain. Para mahasiswi misalnya, mengkombinasikan jilbab dengan celana jins dan kemeja atau kaos biasa.

Perkembangan jilbab menjadi tren fesyen merupakan suatu hal yang paradoks. Di satu sisi, Kebangkitan nilai–nilai agama di Indonesia turut mengantarkan jilbab pada posisi terhomat di masyarakat sehingga banyak digemari perempuan muslim. Di sisi lain, esensi dan hakikat pakaian jilbab mengalami pendangkalan makna. Gaya dan model jilbab bergerak sangat cepat sesuai pasar atau momen yang sedang hangat diperbincangkan. Momen menjelang lebaran menjadi bukti bagaimana gaya dan mdel diciptakan dengan berbagai kreasi, pernak–pernik asesoris dan bahan yang digunakan. Tujuannya adalah turut berpartisipasi merayakan kemeriahan lebaran.

Saat ini jilbab sudah menjadi sebuah gaya hidup tersendiri. Bagaimana bisa tampil cantik dengan jilbab. Model dan gaya jilbab apa yang dapat menunjang penampilan. Padahal jilbab sebenarnya bukanlah mode, bukan pula ditujukan untuk mempercantik diri. Jilbab dikenakan untuk menjaga kehormatan dan harga diri perempuan. Hal ini terlihat dari bentuk pakaian yang longgar sehingga tidak memperlihatkan bentuk lekuk tubuh. Pemakaian jilbab juga bertujuan untuk menjaga aurat perempuan dari segala macam bentuk godaan orang lain.

Dari aspek kesopanan, jilbab yang kebanyakan dikenakan remaja (disebut jilbab funky) masih rentan mengundang harsrat. Hal ini terkait dengan tampilan fisik jilbab sering kali masih menonjolkan lekuk tubuh pemakainya. Kita dapat melihat pada sebagian besar pengguna jilbab yang memakai pakain ketat sehingga terlihat seksi. Apalagi ketika dipadu dengan celana bahan legging yang terlihat tipis dan mengikuti lekuk tubuh pemakainya.

Dari deskripsi fenomena jilbab diatas dapat dikaji bahwa hadirnya jilbab sebagai salah satu tren fesyen yang sedang berkembang saat ini membawa perubahan seseorang dalam memaknai jilbab. Perburuan tentang gaya dan model terkini dengan segala asesoris, aksen, dan bahan yang digunakan berpotensi mengaburkan esensi dari makna jilbab sebagai identitas perempuan muslim. Fenomena ini memunculkan pertanyaan yang menjadi masalah yaitu identitas apakah yang ingin dikomunikasikan jilbabers melalui gaya dan model jilbab yang dikenakan?


Password: zdqB62DF


Download Skripsi Sosial Gratis (Analisis Semiotik Kesenian Tradisional)

Download Skripsi Sosial Gratis (Analisis Semiotik Kesenian Tradisional)

Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertian yang lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam hubungan ini Coseteng dan Nemenzo (2003 : 29) mendefinisikan media tradisional sebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabi rakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan oleh dan/atau untuk mereka dengan maksud menghibur, memaklumkan, menjelaskan, mengajar, dan mendidik.

Tanda-tanda kehidupan, simbol-simbol norma, tanda-tanda kebahasaan, simbol-simbol kejahatan, dan lain sebagainya biasanya terselip secara implisit dalam suatu kesenian baik tradisional maupun modern. Kehidupan manusia yang merupakan bahan bakar penciptaan bagi pagelaran suatu kesenian akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut oleh banyak ilmuwan diyakini sebagai dasar dari semua komunikasi.

Charles Morris (2004), pakar semiotik dalam berbagai tulisannya menunjukkan bahwa seluruh tindakan manusia melibatkan tanda dan makna dalam berbagai macam cara yang menarik perhatian. Setiap ada tindakan orang akan menjadi sadar terhadap tanda, menginterpretasikan tanda dan kemudian memutuskan bagaimana cara meresponnya. Makna terdiri atas konsepsi pribadi individu dan konsep umum yang dipegang bersama-sama dengan orang-orang lain. Makna merupakan kesan yang diakui secara umum.

Semiotik adalah ilmu yang digunakan untuk interpretasi terhadap pesan (tanda) yang dipertukarkan dalam proses komunikasi. Semiotik tidak saja untuk analisis arti tanda-tanda dalam kebudayaan (semiologi signifikansi), tetapi juga dapat dijadikan sebagai pisau analisis atau metoda tafsir terhadap tanda-tanda dalam pesan komunikasi. Definisi ini membuat aplikasi semiotik sangat luas, bisa digunakan berbagai bidang keilmuan, karena semiotik adalah metode tafsir untuk seluruh tanda yang diproduksi oleh manusia. Semiotik berkembang menjadi ilmu untuk menafsirkan berbagai hal berhubungan dengan tanda-tanda.

Salah satu seni kebudayaan tersebut yang juga merupakan kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Banyumas dan masih ada sampai sekarang adalah kesenian Ebeg. Kesenian tradisional Ebeg merupakan sebuah seni pertunjukan yang di dalamnya terdapat beragam simbol/tanda. Simbol atau tanda tersebut dikomunikasikan melalui bahasa nonverbal yang diperagakan antara lain melalui gerak-gerik tubuh/anggota tubuh, pakaian dan tata rias, musik pengiring, sesaji serta properti penunjang pertunjukan Ebeg.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka penelitian ini akan berusaha mengungkapkan : 1. Bagaimanakah proses adegan “wuru” dalam Kesenian Tradisional “Ebeg” Purbo Laras Desa Jipang Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas 2. Bagaimanakah semiotika mengungkap makna tanda/simbol dalam Kesenian Tradisional “Ebeg” Purbo Laras Desa Jipang Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas?


Password: YPItYJnS

Download Skripsi Sosial Terlengkap (Pengaruh Psy-cap)

Download Skripsi Sosial Terlengkap (Pengaruh Psy-cap) 

Konsep Psy-Cap (Psychological Capital = Psy-Cap) telah dieksplorasi oleh Luthan dan kawan-kawannya (Luthans et al., 2004; Luthans and Youssef, 2004). Psy-Cap didefinisikan oleh Luthan dan kawan-kawan sebagai hal positif perorangan yang ditandai oleh: (1) percaya diri (self-efficacy/confidence)untuk menyelesaikan pekerjaan,(2) memiliki pengharapan positif (optimism) tentang keberhasilan saat ini dan di masa yang akan datang; ( 3) tekun dalam berharap (hope) untuk berhasil; dan ( 4) tabah dalam menghadapi berbagai permasalahan (resiliency) hingga mencapai sukses (Luthans, Youssef dan Avolio, 2007).

Banyak penelitian untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja para pekerja. Spencer (Spencer and Spencer, 1993) menjelaskan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh kompetensi kerjanya, yang dapat diklasifikasikan atas kompetensi teknikal (hard competence atau hard skills) dan kompetensi perilaku (soft competence atau soft skills). Lebih jauh, Spencer menjelaskan bahwa kompetensi seseorang terbentuk dari lima unsur, yaitu motif (motives), watak (traits), konsep diri (self concept), pengetahuan (knowledge), serta keterampilan (hard skills). Kelima unsur kompetensi individu tersebut di atas, membentuk kompetensi kerja seseorang, yang akan menentukan kinerjanya saat bekerja.

Psy-Cap, sebagaimana diuraikan di atas, memiliki karakteristik seperti motif dan konsep diri, dan bahkan dapat digunakan untuk menjelaskan gambaran dari watak seseorang. Pemahaman akan perilaku hubungan pengaruh dari Psy-Cap terhadap kinerja seseorang, dapat memberikan pengetahuan lain atau pengayaan wawasan, baik bagi para peneliti maupun praktisi manajemen.

Pemimpin adalah orang yang memiliki pengikut. Manusia dengan kecerdasannya, dibekali kemampuan untuk menjadi pemimpin, baik menjadi pemimpin dirinya, maupun menjadi pemimpin orang lain. Kualitas pemimpin, ditentukan oleh kualitas kepemimpinannya, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan para pengikutnya.

Kepemimpinan pelayanan(servant leadership), merupakan fenomena kepemimpinan yang sedang banyak dipelajari. Para peneliti menyimpulkan bahwa servant leadership merupakan konsep/teori yang valid dalam kepemimpinan organisasi dalam hubungannya dengan berbagai konsep seperti kepuasan kerja, kesehatan organisasi dll, baik organisasi bisnis, pendidikan, maupun yayasan. Hubungan pengaruh antara Psy-Cap, kinerja dan kepemimpinan pelayanan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini masih belum diketahui. Hubungan tersebut perlu diketahui sehingga dapat memberikan manfaat bagi dunia akademis dan dunia praktis.

Walaupun secara generik manusia di dunia ini pada dasarnya memiliki potensi yang sama, namun dalam kenyataannya dapat diperhatikan dan diduga bahwa kinerja (produktivitas kerja) para karyawan di Indonesia berbeda dengan para karyawan di negara lain. Perbedaan produktivitas kerja ini menunjukkan bahwa ada faktor lokal yang bersifat kontekstual, yang membedakan antara kondisi kerja di Indonesia dengan negara-negara lain, sehingga kinerjanya berbeda. Psy-Cap dan kepemimpinan pelayanan, akan diuji untuk mengetahui hubungan pengaruhnya terhadap kinerja para karyawan, baik di perusahan jasa maupun manufaktur Indonesia.


Password: Qk8ulC7k

Download Skripsi Sosial Terbaru (Konsepsi Masyarakat Bersih)

Download Skripsi Sosial Terbaru (Konsepsi Masyarakat Bersih)

Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tanggung jawab bersama, khususnya penguasa dan masyarakat yang ada di sekitar lingkungannya. Mereka memiliki peran yang penting dalam menjaga lingkungan serta menciptakan budaya lingkungan yang bersih dan sehat. Satu fenomena yang menarik bahwa tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat Kelurahan Durian terhadap kebersihan lingkungan masih kurang. Meskipun mungkin Pemerintah (Lembaga Kelurahan maupun RT dan RW) sudah berupaya memberikan pembinaan, pembimbingan, serta pengarahan tentang kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan yang ada di sekitar mereka.

Rendahnya tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat Kelurahan Durian terhadap kondisi lingkungan dapat dilihat dari cara hidup masyarakat yang sebagian besar belum mencerminkan budaya hidup bersih dan sehat. Hal ini dapat dicermati masih banyak sampah yang berserakan dan menumpuk di lingkungan tempat tinggal di sekitar mereka, sisa-sisa plastik dan makanan, tempat seperti sumur (tempat MCK) yang jarang dibersihkan. Satu hal lain yang dapat diamati yaitu kebanyakan masyarakat Kelurahan Durian cenderung menganggap enteng mengenai masalah kondisi kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka dan terhadap pola perilaku terhadap kesehatan.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang dikemukaan di atas, maka masyarakat Kelurahan Durian menjadi tempat pilihan penulisan skripsi ini. Mungkin masalah tersebut di atas merupakan hal yang biasa dan tidak cukup menarik untuk dipermasalahkan. Akan tetapi kalau dibiarkan begitu saja, justru dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik, terutama terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan. Pada prinsipnya, peningkatan kesehatan masyarakat memerlukan adanya keikutsertaan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama penanaman budaya hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga.

Dari uraian di atas inilah ketertarikan untuk mendeskripsikan mengenai masalah kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kebersihan di lingkungannya. Untuk itu mengambil judul skripsi tentang “Konsepsi Masyarakat tentang Bersih (Studi Etnografi di Bantaran Rel Kereta Api dari Jalan Bambu II sampai Jalan Karantina).


Password: uW95Hg29


Download Skripsi Sosial Gratis (Pemulung Memanfaatkan Puskesmas)

Download Skripsi Sosial Gratis (Pemulung Memanfaatkan Puskesmas) 

Pemulung merupakan salah satu anggota masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi rendah yang menyebabkan pemulung memiliki kendala-kendala dalam meningkatkan kesejahteraan diri termasuk dalam kesehatan. Lebih lanjut, lingkungan kerja yang tidak bersih dan perilaku tidak sehat semakin mendorong pemulung rentan terhadap penyakit dan hal tersebut menyebabkan pemulung membutuhkan perilaku sakit yang tepat, khususnya dalam mengoptimalkan fungsi puskesmas bagi dirinya. Namun dalam kenyataannya, banyak pemulung yang belum memanfaatkan puskesmas sebagai mesetinya. Terdapat berbagai faktor psikissosioekonomi budaya yang diduga mempengaruhi belum optimalnya pemulung dalam memanfaatkan puskesmas.

Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat pembuangan sampah, tempatnya kotor, terdapat mikroorganisme yang patologis, dan banyak gas beracun. Individu yang berada dalam lingkungan tersebut rentan terhadap berbagai penyakit. Hal tersebut diperkuat jika individu bekerja dengan peralatan sederhana dan tidak menggunakan alat pelindung.

Hasil pengamatan sementara dan wawancara sambil lalu terhadap beberapa pemulung di TPA Winong menunjukkan bahwa peralatan yang mereka gunakan dalam bekerja adalah keranjang dan pengait sampah, ada yang tidak memakai sandal atau sepatu, sebagian besar tidak memakai masker hidung, dan kontak langsung dengan sampah.

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya, 1987 : 80-81). Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang secara administratif berdomisili di wilayah kerjanya. Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas bersifat menyeluruh (comprehensive health care service) yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Meskipun puskesmas dikembangkan dalam rangka pengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat, namun dalam kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmati layanan puskesmas (Tjiong, 1991 : 121). Masyarakat yang tinggal di daerah, terutama daerah pedalaman belum dapat menikmati layanan puskesmas karena sarana dan prasarana puskesmas yang terbatas, seperti lokasi jauh, jumlah tenaga kesehatan terbatas, obat dan fasilitas memiliki kualitas dan kuantitas yang terbatas.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sakit seseorang sangat banyak, seperti persepsi, konsep diri, sikap, kepribadian, faktor demografi, dan sebagainya. Mengingat pemulung merupakan komunitas yang khas, pastinya memiliki karakteristik tertentu yang mempengaruhi perilaku sakitnya. Beranjak dari itu peneliti tertarik untuk meneliti “PEMULUNG DI TPA WINONG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA DALAM MEMANFAATKAN PUSKESMAS.”


Password: Q9PuC9zY

 



Download Skripsi Sosial Gratis (Pembinaan Gelandangan)

Download Skripsi Sosial Gratis (Pembinaan Gelandangan)

Gelandangan hampir terdapat di semua kota-kota besar, yang merupakan masalah serius dalam suatu pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Pada umumnya gelandangan ditimbulkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah proses urbanisasi terlalu tinggi, di mana masyarakat desa yang datang ke kota terlalu banyak sehingga tidak tertampung.

Gelandangan tidak saja merupakan penyakit sosial, tetapi juga merupakan suatu masalah yang memerlukan penanganan dan pembinaan yang cukup serius. Oleh karena itu apabila tidak segera ditangani maka penyakit masyarakat ini akan merajalela, sehingga diperlukan suatu langkah positif yang berupa tindakan penanganan dari pemerintah. Di Kota Semarang, penanganan masalah gelandangan dilakukan dengan melibatkan Dinas Kesejahteraan Sosial beserta Satuan Polisi Pamong Praja yaitu dengan melakukan razia, kemudian yang tertangkap dilakukan pembinaan serta pelatihan ketrampilan dan dikirim ke tempat asal mereka.

Berdasarkan data tersebut di atas, dari tahun 2001 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan, jumlah gelandangan yang ditampung pun kian meningkat pada tahun 2001 jumlah gelandangan yang ditampung 154 orang, pada tahun 2005 jumlah gelandangan yang ditampung sekitar 200 orang, sehingga diperlukan adanya pembinaan yang serius mengingat jumlah gelandangan ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Masalah gelandangan merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang muncul disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : faktor pendidikan, kepribadian, ketaatan pada agama, urbanisasi, ekonomi, lingkungan dan geografis. Pada umumnya para gelandangan mengalami proses demoralisasi dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Usaha pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang seharusnya tidak dibatasi dalam lingkup yang terbatas yaitu hanya difokuskan pada para gelandangan saja. Tetapi usaha tersebut harus diproyeksikan untuk sasaran yang lebih luas lagi yaitu mencakup juga masyarakat umum, sehingga masyarakat akan mampu dengan sendirinya untuk memproteksi diri dari akibat negatif adanya gelandangan.

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tema judul “Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pembinaan Gelandangan di Kota Semarang.”



Rujukan: http://www.4skripsi.com/skripsi-sosial/kebijakan-pemerintah-dalam-pembinaan-gelandangan-di-kota-semarang.html#ixzz2dhh9M44nGelandangan hampir terdapat di semua kota-kota besar, yang merupakan masalah serius dalam suatu pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Pada umumnya gelandangan ditimbulkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah proses urbanisasi terlalu tinggi, di mana masyarakat desa yang datang ke kota terlalu banyak sehingga tidak tertampung.

Gelandangan tidak saja merupakan penyakit sosial, tetapi juga merupakan suatu masalah yang memerlukan penanganan dan pembinaan yang cukup serius. Oleh karena itu apabila tidak segera ditangani maka penyakit masyarakat ini akan merajalela, sehingga diperlukan suatu langkah positif yang berupa tindakan penanganan dari pemerintah. Di Kota Semarang, penanganan masalah gelandangan dilakukan dengan melibatkan Dinas Kesejahteraan Sosial beserta Satuan Polisi Pamong Praja yaitu dengan melakukan razia, kemudian yang tertangkap dilakukan pembinaan serta pelatihan ketrampilan dan dikirim ke tempat asal mereka.

Berdasarkan data tersebut di atas, dari tahun 2001 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan, jumlah gelandangan yang ditampung pun kian meningkat pada tahun 2001 jumlah gelandangan yang ditampung 154 orang, pada tahun 2005 jumlah gelandangan yang ditampung sekitar 200 orang, sehingga diperlukan adanya pembinaan yang serius mengingat jumlah gelandangan ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Masalah gelandangan merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang muncul disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : faktor pendidikan, kepribadian, ketaatan pada agama, urbanisasi, ekonomi, lingkungan dan geografis. Pada umumnya para gelandangan mengalami proses demoralisasi dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Usaha pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang seharusnya tidak dibatasi dalam lingkup yang terbatas yaitu hanya difokuskan pada para gelandangan saja. Tetapi usaha tersebut harus diproyeksikan untuk sasaran yang lebih luas lagi yaitu mencakup juga masyarakat umum, sehingga masyarakat akan mampu dengan sendirinya untuk memproteksi diri dari akibat negatif adanya gelandangan.

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tema judul “Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pembinaan Gelandangan di Kota Semarang.”


Password: atryrHGt

Download Skripsi Sosial Gratis (Pengaruh Sosialisasi Pemilihan)

Download Skripsi Sosial Gratis (Pengaruh Sosialisasi Pemilihan)


Pemilu dalam suatu negara demokrasi merupakan suatu hal penting. Melalui Pemilu, rakyat dapat memilih orang-orang untuk menduduki jabatan publik dalam pemerintahan. Dengan kata lain, melalui Pemilu rakyat dilibatkan dalam proses politik baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemilu menjadi mekanisme/cara yang sah untuk menyalurkan aspirasi/kehendak rakyat dalam menentukan masa depan bangsa.

Prasyarat bagi berhasilnya pemilihan umum adalah adanya partisipasi politik masyarakat. Oleh karena itu, dalam mendukung partisipasi politik masyarakat dalam pemilu hendaknya rakyat memperoleh informasi tentang program dan tahapan pemilu. Hal ini sangat diperlukan, karena rakyat merupakan pemegang kedaulatan sesungguhnya dalam negara. Tingginya partisipasi masyarakat dalam pemilu menunjukkan bahwa masyarakat telah memahami hak dan kewajibannya sebagai pemegang kedaulatan negara.

Partisipasi politik masyarakat merupakan pengejawantahan dari penyelenggaraan kekuasaan politik yang sah oleh rakyat. Anggota masyarakat yang berpartisipasi politik misalnya melalui pemberian suara dalam pemilu harus didorong oleh keyakinan bahwa melalui pemilu kepentingan mereka dapat disalurkan atau sekurang-kurangnya diperhatikan dan sedikit banyak dapat mempengaruhi tindakan pemerintah dalam membuat keputusan yang mengikat.

Namun, pentingnya pemilu belum seutuhnya disadari oleh seluruh masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan seperti di Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Ciamis. Hal ini terlihat dari indikator : 1) masih banyak warga masyarakat yang tidak hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pemungutan suara; 2) masyarakat cenderung lebih memilih bekerja untuk menafkahi keluarga dari pada mengikuti/menghadiri kegiatan kampanye; 3) warga masyarakat terlihat masa bodoh dan tidak peduli terhadap penyelenggaraan pemilu.

Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap tujuan dan fungsi pemilu, diduga sebagai penyebab rendahnya partisipasi politik masyarakat dalam pemilu legislatif Tahun 2009 di Kecamatan Langkaplancar. Sehingga penulis beranggapan hal tersebut layak untuk diteliti dan dikaji lebih mendalam guna peningkatan kualitas demokrasi di masa yang akan datang, karena pemilu yang dilaksanakan dengan baik dan berkualitas akan mampu melahirkan para pemimpin negara yang baik dan berkualitas yang akan mampu membawa bangsa dan negara ini ke arah yang lebih baik. Atas dasar itulah penulis menentukan penelitian ini dengan judul : “Pengaruh Sosialisasi oleh Panitia Pemilihan Kecamatan terhadap Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Umum Anggota Legislatif Tahun 2009 di Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Ciamis.


Password: 2223eL5k

Download Contoh Skripsi Terbaru (Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja)

Download Contoh Skripsi Terbaru (Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja)

Keberhasilan tercapainya suatu tujuan tidak terlepas dari Kinerja pegawainya. Dari hasil pengamatan dapat diketahui masih terdapat pegawai yang datang tidak tepat waktunya, suatu indikasi masih perlu dilakukan kajian mengenai motivasi kerja pegawai pada Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Kajian ini dipandang perlu karena motivasi yang belum semestinya dapat mengurangi Kinerja pegawai baik secara parsial maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Indikasi lainnya, masih terdapatnya penyelesaian pekerjaan yang belum tepat waktunya dikarenakan kurang efektifnya kinerja pegawai.

Kemampuan pegawai yang memadai berarti akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan jatah waktu maupun target yang telah ditetapkan dalam program kerja. Hal ini terjadi karena pegawai ini dapat mencurahkan segala kemampuannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kemampuan mempunyai kaitan yang erat dengan kinerja pegawai. Ini terjadi karena kemampuan pegawai merupakan faktor yang penting guna mendukung pencapaian hasil pekerjaan.

Peningkatan pengetahuan pegawai dalam penguasaan teori dan keterampilan dimaksudkan untuk memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan dalam rangka mencapai tujuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya. Hal ini tentunya membuat kemampuan mereka di dalam bekerja menjadi meningkat sehingga membuat pegawai dapat bekerja lebih efektif, apalagi kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara dalam melaksanakan tugas-tugasnya terkadang memerlukan bantuan teknologi. Disamping itu, program pendidikan dan latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pegawai, efisiensi dan Kinerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja (Handoko, 2007:103).

Selain faktor kemampuan kerja pegawai, faktor yang tidak kalah penting mempengaruhi kinerja pegawai adalah faktor motivasi kerja pegawai. Hal ini mengingat motivasi adalah dorongan atau daya penggerak untuk melaksanakan sesuatu. Dengan motivasi yang tepat para pegawai akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi individu anggota organisasi akan terpelihara pula (Siagian, 1998:287).

Motivasi dari pegawai yang notabene adalah aparatur Kecamatan, dimana harus dituntut melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya, diperlukan semangat dan motivasi kerja pegawai yang kuat dan tinggi dalam rangka demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan/kinerja yang optimal. Pada akhirnya masyarakat harus benar-benar merasakan manfaat dari kinerja pegawai selama ini. Hal inilah yang mendorong penulis memilih kinerja pegawai sebagai bahan penelitian.


Password: kQSeWvpN




Download Contoh Skripsi Sosial Gratis (Aktivitas Kewirausahaan Sosial)

Download Contoh Skripsi Sosial Gratis (Aktivitas Kewirausahaan Sosial)

Kewirausahaan sosial merupakan kombinasi dari semangat besar dalam misi sosial dengan disiplin, inovasi, dan keteguhan seperti yang lazim di dunia bisnis. Kegiatan kewirausahaan sosial dapat meliputi kegiatan : a) yang tidak bertujuan mencari laba, b) melakukan bisnis untuk tujuan sosial, dan c) campuran dari kedua tujuan tersebut, yakni tidak untuk mencari laba, dan mencari laba namun untuk tujuan sosial.

Seperti halnya Yayasan Kreasi Usaha Mandiri Alami (KUMALA) membangun unit-unit usaha dan ekonomi yang menghasilkan pendapatan bagi lembaga (earned income). Melalui unit usaha Gallery Karya Kita atau biasa disebut Galery K’Qta, strategi yang dilakukan untuk menggalang dana lewat strategi ini adalah penjualan produk atau barang dan jasa seperti kertas seni daur ulang dan kerajinan tangan (handycraft), digital printing, konveksi, warnet, bubut kayu, sepatu lukis dan lukisan.

Tujuan dari unit usaha Gallery K’Qta adalah kegiatan pengembangan dan pembinaan kreatifitas anak jalanan melalui kegiatan belajar membuat kerajinan tangan dari barang-barang bekas. Seluruh unit usaha tersebut dilakukan oleh kelompok sasaran atau binaan yang terdiri dari anak jalanan, remaja bermasalah dan pemuda pengangguran, masyarakat miskin kota maupun masyarakat desa, dan juga melibatkan pengurus dan orang yang direkrut yang memahami usaha.

Dalam artikelnya, Zaim Sadi (2004) menyimpulkan bahwa praktik perolehan uang dari unit usaha itu bisa berasal dari tiga sumber. Pertama, dari kelompok sasaran, yang diminta memberikan kontribusi. Kedua, penjualan produk atau jasa, yang sesuai dengan misi sosial lembaga, meskipun tidak berasal dari sasaran. Ketiga, penjualan produk atau jasa yang sama sekali tak terkait dengan misi sosial lembaga.

Kegiatan yang dilakukan Gallery K’Qta meliputi tahapan penetapan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan dari kelompok sasaran, pengidentifikasian kemampuan dan potensi yang ada, serta ketersediannya pasar. Hal ini sejalan dengan aspek-aspek yang diungkapkan Gregory Dees (2001) meliputi misi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai sosial (adopting a mission to create and sustain social value), mengenali dan menilai peluang (recognizing and assessing new opportunities), proses mobilisasi sumber daya (mobilizing resources), proses manajemen resiko (risk management), mengidentifikasi dan menarik pelanggan (understanding and attracting customers).


Password: 0mhlAe2h



Download Skripsi Sosial Gratis (Konflik Kehidupan Seorang Clubber)

Download Skripsi Sosial Gratis (Konflik Kehidupan Seorang Clubber)


Aktivitas mengunjungi klub malam tersebut kerapkali didengungkan orang-orang dengan istilah clubbing. Berdasarkan kamus online (2008), disebutkan bahwa clubbing adalah perilaku menghadiri klub atau mengikuti kegiatan-kegiatan di dalam klub atau ikut serta di dalam tujuan tertentu dari klub. Clubbing, sebuah kata kerja yang berasal dari kata Club, berarti pergi ke klub-klub pada akhir pekan untuk mendengarkan musik (biasanya bukan live music) di akhir pekan untuk melepaskan kepenatan dan semua beban ritual sehari-hari. Di Indonesia, clubbing sering juga disebut dugem (dunia gemerlap) karena tidak lepas dari kilatan lampu disko yang gemerlap dan dentuman musik techno yang dimainkan oleh para DJ (Disc Jockey) yang terkadang datang dari luar negeri (dalam ‘Psychemate’, 2007). Clubbing dan club cultures sering disebut juga ‘raving’, ‘dance culture’, dan ‘nightclubbing’ (Malbon, 1999).

Clubbing telah menjadi sebuah bentuk kesenangan masyarakat kota, dan kini telah menjadi budaya industri utama di Inggris (Lovatt, 1996, dalam Malbon, 1999). Di Indonesiapun demikian. Hasil survey (Max, 2002) menunjukkan sebesar 40% remaja kota-kota besar di Indonesia suka melakukan aktivitas dugem (Badriah, 2005). Clubbing yang lebih diidentikkan dengan kehidupan di klub dan tempat bersenang-senang anak muda lainnya, merupakan dimensi kehidupan dunia yang tergolong baru bagi Indonesia. Meskipun baru, budaya barat ini mulai menebarkan pesona dan janji kesenangan (Parahita, 2008), sehingga pada akhirnya banyak yang terpesona akan janji kesenangan yang disuguhkan oleh kehidupan malam tersebut.

Penyebaran budaya clubbing terlihat sangat cepat, dan kini telah melanda kalangan menengah di Jakarta, juga kota-kota besar lain di Indonesia. Hal ini ditandai dengan berdirinya banyak klub baru. Jumlah klub musik di Jakarta hampir mencapai 30 buah (Kuswardono, 2003). Di Medan, party dan clubbing, sudah merupakan santapan sehari-hari, dan seks serta narkoba merupakan lem pengerat bagi kehidupan itu (Putra, 2008).

Sebagai dasar dalam menentukan aktivitas clubbing, Malbon (1999) menarik kesimpulan bahwa terdapat lima elemen konstitutif dari clubbing, yakni music, dancing, performance, crowds, dan communality. Orang-orang yang mengunjungi club atau aktif di dalam club sering disebut dengan istilah clubbers. Clubbers diarahkan kepada mereka yang memiliki hobi yang sama dan membentuk kelompok atau komunitas yang terorganisir, sebagai pengunjung setia sejumlah pub, diskotik, dan bar (Hendra&Erna, dalam Sriwijaya Post, 9 April 2006).

Secara sosial, seseorang yang memiliki status dan hobi atau kepentingan yang sama akan bergabung dan membentuk kelompok-kelompok. Khususnya clubbers yang menjadi tren saat ini, juga berdasarkan kepentingan dan hobi yang sama dengan jenis-jenis musik seperti house musik, dan lain sebagainya. Fenomena ini merupakan gejala masyarakat perkotaan yang sudah modern (Joko Siswanto, dalam Sriwijaya Post, 9 April 2006). Seperti yang dijelaskan oleh Mutmainah (2007) (dalam Ruz, 2006), anak muda memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berkomunitas. Mereka paling senang berkumpul bersama kelompok dan teman-teman sebayanya. Dalam bergaul ini, selalu ada tekanan dari dalam diri si anak untuk melakukan hal yang sama dengan teman satu kelompok.

Menurut Lewin, konflik adalah suatu keadaan dalam lapangan kehidupan seseorang dimana adanya daya-daya yang saling bertentangan arah, tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira sama. Konflik itu sendiri terjadi karena adanya tekanan untuk merespon daya-daya tersebut secara simultan. Konflik ini kalau tidak segera diselesaikan dapat menyebabkan frustasi dan ketidakseimbangan kejiwaan.

Berangkat dari pemaparan di atas peneliti tertarik dan memfokuskan arah penelitian ini berdasarkan satu kasus yang menyangkut kehidupan seorang clubber yang bernama Bito (nama samaran). Bito adalah seseorang yang sudah sejak awal tahun 2006 menjadi seorang clubber. Penulis meminta kesediaan subjek pada waktu perkenalan, dan subjek setuju untuk diwawancarai lebih lanjut.


Password: 75uTJ50P

Download Skripsi Sosial Gratis (Gambaran Perilaku Merokok Anak)

Download Skripsi Sosial Gratis (Gambaran Perilaku Merokok Anak)

Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok dimana-mana dalam kehidupan sehari-hari baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum lainnya atau bahkan dikalangan rumah tangga sendiri. Jumlah konsumsi rokok di Indonesia, menurut Tobacco 2002, menempati posisi tertinggi di dunia, yaitu sebesar 1, 634 triliun batang. Mengikuti China sebanyak 451 miliar batang, Amerika Serikat sebanyak 328 miliar batang, Jepang sebanyak 286 miliar batang, dan Rusia sebanyak 215 miliar batang.

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Ada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut jika dilihat dari sisi individu yang bersangkutan. Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonosikda) dan tar dapat menimbulkan berbagai penyakit jika dilihat dari sisi kesehatan. Bahan kimia ini akan memacu kerja susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimuli penyakit kanker dan juga berbagai penyakit lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru dan bronkitis kronis. Bagi Ibu hamil, rokok dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, mortalitas prenatal, kemungkinan lahir dalam keadaan cacat, dan mengalami gangguan dalam perkembangan.

Merokok juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berada di sekeliling perokok. Risiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah (Sarafino, 1994). Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok tetapi perilaku merokok bagi kehidupan manusia merupakan ‘fenomenal. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negatif dari merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat.

Perilaku merokok banyak dilakukan pada masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Terdapat berbagai pendapat tentang pembatasan usia remaja, rata-rata dimulai dari usia 12 tahun sampai akhir usia belasan. Periode remaja merupakan periode yang penting karena pada masa ini terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang pesat.

perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Faktor dalam diri remaja seperti perilaku memberontak dan suka mengambil risiko turut mempengaruhi apakah remaja akan mulai merokok. Faktor lingkungan seperti orangtua yang merokok dan teman sebaya yang merokok juga mempengaruhi seorang remaja merokok atau tidak. Faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah pengaruh orangtua, pengaruh teman sebaya, faktor kepribadian dan pengaruh iklan.

Perilaku merokok pada dasarnya adalah perilaku yang dipelajari. Salah satu temuan tentang remaja merokok adalah bahwa remaja yang orangtuanya merokok merupakan agen imitasi yang baik bagi remaja untuk merokok. Orangtua yang merokok akan memberi pengaruh tehadap anak remajanya untuk merokok lebih besar dari pada orangtua yang tidak merokok. Remaja yang berasal dari keluarga perokok dimana kedua orangtua dan saudara yang lebih tua merokok akan cenderung menjadi perokok 4 kali dibanding anak yang berasal dari keluarga bukan merokok. Suatu riset nasional di Amerika Serikat, diketahui bahwa 14% dari anak-anak yang orangtuanya merokok juga menjadi perokok, sedangkan anak-anak yang merokok dari orangtua yang tidak merokok hanya 6 %.





Download Skripsi Sosial Terbaru (Tinjauan Pekerja Anak Diterminal)

Download Skripsi Sosial Terbaru (Tinjauan Pekerja Anak Diterminal)

Pembangunan ekonomi membuat masalah lain yang mengejutkan diantaranya adalah anak jalanan (children street), pekerja anak (child children labour), eksploitasi seks anak (child prostitution), perdagangan anak (child trafficking). Pada kelompok umur 10-14 tahun, pekerja anak sangat terlihat sekali peningkatannya, pada tahun 1996 hingga tahun 1999. Pada tahun 1995 jumlahnya masih1,64 juta anak, pada tahun 1996 jumlahnya berkembang menjadi 1.768 juta anak, dan tahun 1997 menjadi 1.806 juta anak, memasuki era krisis 1998 terjadi pembengkakan jumlah yang menembus angka 2.183 juta pekerja anak, dari angka ini1,3 juta anak bekerja dalam bentuk pekerjaan terburuk bagi anak.

Dalam masalah pekerja anak, misalnya perlakuan terhadap tenaga kerja anak-anak yang melakukan pekerjaan ini sangat dekat dengan eksploitasi anak. Dewasa ini eksploitasi anak sangat memperihatinkan karena berbagai bentuk kekerasan masih merupakan gejala yang sangat akrab dalam berbagai kehidupan anak, salah satu bentuk kekerasaan yang paling klasik adalah eksploitasi ekonomi terhadap anak.

Dalam masalah pekerja anak, misalnya perlakuan terhadap tenaga kerja anak-anak yang melakukan pekerjaan ini sangat dekat dengan eksploitasi anak. Dewasa ini eksploitasi anak sangat memperihatinkan karena berbagai bentuk kekerasan masih merupakan gejala yang sangat akrab dalam berbagai kehidupan anak, salah satu bentuk kekerasaan yang paling klasik adalah eksploitasi ekonomi terhadap anak.

Populasi pekerja anak berusia 15-19 tahun adalah 7.532.910 dengan perincian 4.707.347 pekerja laki-laki dan 2.825.563 perempuan. (sumber: BPS/ Suskesmas Febuari 2008), sedangkan penduduk usia kerja menurut pendidikan dan jenis kelamin tahun 2007 adalah

Populasi pekerja anak berusia 15-19 tahun adalah 7.532.910 dengan perincian 4.707.347 pekerja laki-laki dan 2.825.563 perempuan. (sumber: BPS/ Suskesmas Febuari 2008), sedangkan penduduk usia kerja menurut pendidikan dan jenis kelamin tahun 2007 adalah

Hal lain yang mempengaruhi anak bekerja adalah dari keluarga, keluarga yang merupakan unit ekonomi atau konsumsi dalam usaha untuk mencukupi kebutuhan konsumsinya dipengaruhi oleh kondisi eksternal maupun internal termasuk dalam menentukan besarnya tenaga kerja yang dicurahkan untuk bekerja. Menurut Prijono keadaan internal keluarga (besarnya tanggungan, tenaga yang dimiliki, pendapatann kepala keluarga, kebutuhan konsumsi dan lainn-lain) , merupakan faktor -faktor yang mempengaruhi keterlibatan anggota keluarga kedalam usaha mencari nafkah, dengan demikian masuknya angkatan kerja juga ditentukan oleh keadaan rumah tangganya.

Anak-anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum, awalnya dilatarbelakangi berbagai macam penyebab, banyak anak-anak yang bekerja awalnya diminta oleh orangtua untuk membantu pekerjaan mereka dan sebagian dari mereka yang bekerja atas kemauan mereka sendri. Menurut penelitian yang dilakukan Bagong Suyanto (Hakiki,1992:21) mengemukakan bahwa lebih dari separuh orangtua menghendaki anaknya membantu pekerjaan orangtua dengan maksud sosial-edukatif walaupun pada kenyataannya hal ini tetap banyak mengakibatkan anak lebih tertarik menekuni pekerjaannya daripada bersekolah.

Dengan melihat kenyataan kondisi pekerja anak yang ada di terminal terpadu Amplas yang sangat jauh berbeda dari hak-hak yang seharusnya mereka dapat, yang tidak sesuai dengan Undang –undang Perlindungan Anak dan Kesejahteraan Anak untuk itu penulis tertarik menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul ” Tinjuan Tentang Pekerja Anak di terminal Amplas (study kasus anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum di terminal terpadu Amplas)”


Password: PEZIYWMl




Download Skripsi Sosial Gratis (Strategi Bertahan Buruh Kontrak)

Download Skripsi Sosial Gratis (Strategi Bertahan Buruh Kontrak)

Penyebab maraknya pekerja berstatus kontrak adalah tingginya tingkat kompensasi pemberhentian (termasuk pesangon), bukan aturan tenaga kerja kontrak. Sebaliknya, fleksibilitas atas aturan tenaga kerja kontrak justru sangat dibutuhkan saat ini. Sistem kontrak dan outsourcing yang sudah lama menjadi fenomena global beberapa tahun terakhir di jiwai oleh fleksibilitas pasar kerja dari para pelaku usaha, untuk tetap kompetitif di pasar global. Sistem ini muncul dalam bentuk hubungan kerja yang lebih longgar antara pengusaha dan buruh berdasarkan sistem kontrak, dengan menghilangkan hak-hak normatif buruh.

Sebagai tenaga kontrak, yang direkrut melalui perusahaan pengerah tenaga kerja (outsourced) yang banyak muncul di pusat-pusat industri sebagai bisnis yang sangat menguntungkan buruh hanya mendapatkan upah pokok sebesar upah minimum setempat tanpa tunjangan lain. Padahal, mereka melakukan pekerjaan yang persis sama dengan buruh tetap. Kontrak kerja mereka umumnya pendek-pendek dari 1 hingga 6 bulan dan dapat diputus setiap saat. Kontrak kerja yang pendek menciptakan ketidakpastian kerja, apalagi peningkatan karir. Buruh outsourcing juga kehilangan kesempatan berserikat, karena baik secara terbuka maupun terselubung, perusahaan pengerah maupun pengguna tenaga buruh melarang mereka untuk berserikat dengan resiko kehilangan pekerjaan.

Adanya sistem kontrak dan outsourcing ini membuat posisi tawar pekerja/buruh semakin lemah karena tidak ada kepastian kerja, kepastian upah, jaminan sosial, jaminan kesehatan, pesangon jika di PHK, dan tunjangan-tunjangan kesejahteraan lain. Kian sempitnya lapangan kerja membuat buruh tidak dihadapkan pada banyak pilihan, kecuali menerima kondisi yang ada.

Agar buruh kontrak dapat mempertahankan hidupnya dengan kondisi upah yang secukupnya, maka buruh harus mampu melakukan adaptasi sosial. Adaptasi sosial ataupun strategi bertahan menurut Soerjono Soekanto adalah memiliki batasan sebagai berikut, proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, proses penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan, proses perubahan untuk penyesuaian dengan situasi yang telah berubah, memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem, penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana kemiskinan yang dialami oleh keluarga buruh kontrak yang bekerja di CV. Belawan Indah dan strategi bertahan yang dilakukan buruh kontrak dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.


Password: 2xB43oPc



Download Skripsi Sosial Gratis (Tinjauan Perilaku Menyimpang Reamaja)

Download Skripsi Soaisial Gratis (Tinjauan Perilaku Menyimpang Reamaja)

Salah satu kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus adalah para remaja. Dalam perspektif psikologi perkembangan, masa remaja memang masa yang berbahaya, karena pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering ditandai dengan krisis kepribadian. Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat menyebabkan kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya perubahan peranan, timbul rasa tertekan, dorongan untuk mendapatkan kebebasan, kegoncangan emosional, rasa ingin tahu yang menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat dan krisis identitas.

Apapun bentuk ekspresi kejiwaan remaja yang diperlukan adalah tempat penyaluran yang sehat. Kebutuhan efektifitas sosial, melakukan sosialisasi kelompok untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Mereka ingin dianggap kehadirannya dalam wujud apresiatif dan butuh penghargaan. Apabila hal ini tidak terwujud maka penyaluran potensi dirinya itu terlepas dalam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang yang dilakukan anak-anak muda remaja pada intinya merupakan produk dari kondisi masyarakatnya dengan segala pergolakan sosial yang ada di dalamnya.

Daerah pemukiman yang tidak memenuhi persyaratan sebagai tempat tinggal yang layak huni dengan kondisi wilayah yang relatif padat dan tidak nyaman. Ketidaknyamanan inilah yang membuat jiwa remaja bergejolak untuk mencari kesenangan tersendiri, berbuat semau sendiri demi keuntungan sendiri dan kepentingan pribadi. Dalam kondisi batin yang resah itu mereka mencoba menghibur diri dengan jalan berkeliaran ke mana-mana, lama-kelamaan mereka mulai menjadi liar tidak terkendali, sering dikuasai kecendrungan dan keinginan yang aneh-aneh, yang pada akhirnya berperilaku menyimpang dari pola-pola umum yang ada. Perilaku menyimpang yang mereka lakukan diwujudkan dengan melakukan tindak kejahatan.

Kejahatan seksual banyak dilakukan anak-anak usia remaja sampai dengan umur menjelang dewasa, dan kemudian pada usia pertengahan. Tindak merampok, menyamun dan membegal, 70% dilakukan orang-orang muda berusia 17-30 tahun. Selanjutnya, mayoritas anak-anak muda yang terpidana dan dihukum itu disebabkan nafsu serakah untuk memiliki, sehingga mereka banyak melakukan perbuatan mencopet, menjambret, menipu, merampok, menggarong, dan lain-lain.

Suatu penelitian menunjukkan bahwa persentase pergaulan bebas remaja bervariasi. Penelitian Zubairi Djoerban di Jakarta menunjukkan 21 dari 864 remaja atau 2,4 persen mengaku pernah berhubungan seks, di Jawa Tengah 57 dari 2.748 siswa atau 2,1 persen mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah, dan di Bali terdapat 24 persen remaja pria dan 1 persen remaja wanita yang pernah berhubungan seks.

Dari fenomena remaja yang telah diuraikan di atas, maka penulis merasa penting dan menarik untuk diteliti. Terlebih di daerah yang ingin di teliti penulis yaitu Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Remaja di daerah ini banyak menghabiskan waktu dengan nongkrong-nongkrong (duduk-duduk) di setiap gang atau di warung kopi. Kegiatan semacam itu dapat memicu perkelahian antar remaja. Setiap perkelahian yang terjadi biasanya disebabkan ketidaksenangan ucapan dari salah satu remaja dalam perkumpulan nongkrong-nongkrong tadi. Ada saja perkelahian yang terjadi di setiap bulannya yang penyelesaiannya ada dengan cara musyawarah maupun melapor ke pihak yang berwajib. Banyak sekali perilaku-perilaku menyimpang lainnya dilakukan remaja di Kelurahan ini, salah satunya menggunakan norkoba serta memperjual-belikan barang haram tersebut.


Password: EiPhUIUI



Download Skripsi Sosial Terlengkap (Efektifitas Pelayanan Sosial)

Download Skripsi Sosial Terlengkap (Efektifitas Pelayanan Sosial)


Anak merupakan korban yang paling membutuhkan perhatian khusus akibat tsunami Aceh dan gempa bumi Nias. Bagi anak, kehilangan keluarga dapat mengganggu pertumbuhannya terutama dari segi psikis dan mental. Anak bisa saja kehilangan kedua orangtuanya sebelum peristiwa tersebut, tetapi tetap saja kedua peristiwa tersebut memberikan dampak yang begitu besar bagi anak, dimana anak juga kehilangan tempat untuk berlindung dari segala masalah yang melanda dirinya. Keluarga sebagai kelompok primer tempat anak seharusnya bertumbuh, mendapat kasih sayang, pendidikan, pengasuhan sangatlah penting bagi kehidupan si anak.

Salah satu Yayasan yang bergerak dalam memberikan bantuan perlindungan bagi anak-anak korban bencana alam tsunami Aceh dan gempa bumi Nias yaitu Yayasan Kinderfreude, yang dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap korban bencana alam tsunami dan gempa bumi Nias. Saat ini kondisi korban bencana tsunami dan gempa bumi Nias masih memerlukan bantuan, bahkan ada yang masih tinggal di tempat-tempat pengungsian. Yayasan Kinderfreude ini memberikan pelayanan sosial kepada anak secara menyeluruh mulai dari kebutuhan akan tempat tinggal, kebutuhan jasmaniah, makanan, pakaian dan kebutuhan lain yang menunjang pertumbuhannya.

Dalam membangun dan memulihkan kondisi anak-anak yang kehilangan orangtua akibat bencana alam tsunami dan gempa bumi, harus tetap memikirkan kondisi psikis anak-anak tersebut. Yayasan Kinderfreude memiliki visi utama di bidang pendidikan. Menyadari kondisi yang sangat terbatas pastilah proses belajar mengajar tidak bisa berjalan normal. Tetapi perlu disadari juga bahwa pendidikan tetap menjadi prioritas bagi anak-anak korban tsunami Aceh dan gempa bumi Nias, karena nantinya merekalah yang diharapkan melanjutkan pembangunan di tanh kelahiran masing-masing. Anak-anak harus dipacu akan kesadaran masa depan yang dihadapinya, memotivasi mereka bahwa ilmu dan pengetahan bisa menjadi tumpua harapan dalam membangun kembali, baik fisik maupun mental daerahnya.

Adapun tujuan utama dari Yayasan Kinderfreude adalah menyediakan tempat penampungan bagi anak-anak yatim piatu, anak yatim, piatu akibat korban bencana alam tsunami, anak-anak dari keluarga yang miskin atau tidak mampu, memberikan perlindungan serta turut membantu anak-anak meraih cita-cita, memberikan latihan-latihan keterampilan, juga membimbing mereka menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saat ini secara keseluruhan Yayasan Kinderfreude memberikan pengasuhan terhadap 37 orang anak, yang terbagi di dalam 3 rumah asuh.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat sejauhmana efektifitas pelayanan sosial Yayasan Kinderfreude yang terangkum dalam skripsi dengan judul : “Efektifitas Pelayanan Sosial terhadap Anak Asuh oleh Yayasan Kinderfreude”.


Password: ck5YWjvB




Monday, August 19, 2013

Download Skripsi Sosial Terbaru dan Gratis


Download Skripsi Sosial Terbaru dan Gratis
Pengaruh pemikiran feminisme terhadap partisipasi perempuan dalam revolusi Mesir Tahun 2011
Feminisme merupakan pemikiran yang berawal dari kawasan inggris pada awal abad ke-20 yang memperjuangkan tentang emansipasi gender bagi kaum perempuan. Pemikiran feminisme tersebut berhasil teraplikasikan dalam Dunia Arab termasuk kawasan Mesir. Sedangkan sering dikenal budaya arab khususnya tentang perempuan menggunakan budaya patrilineal (mengenai hubungan keturunan melalui garis kerabat pria saja)yang membuat laki-laki sangat mendominasi baik dalam kehidupan sosial maupun politik, sehingga ruang gerak bagi perempuan sangat terbatas dan harus seizin laki baik itu bapak maupun suaminya.
Perempuan di Dunia Arab termasuk Mesir, memiliki nasib tidak terlalu berbeda dengan daerah lain dari berbagai belahan dunia yang menganut tradisi patrilineal, telah sepanjang sejarah mengalami diskriminasi dan telah tunduk pada pembatasan mereka terhadap kebebasan dan hak dari berbagai aspek sosial, politik, maupun ekonomi. Beberapa dari praktik-praktik ini sering kali berdasarkan dari interpretasi dari sebuah keyakinan agama, interpretasi agama tersebut sering dijadikan sebagai alat legitimasi bagi laki-laki untuk memindas perempuan atas nama ketuhanan sehingga sulit untuk dihilangkan dari budaya di kawasan Dunia Arab yang masih sangat kuat pengaruh budaya keagamaanya.
Di sisi lain di Eropa maupun Amerika sedang berkembang pemikiran yang menuntut tentang hak-hak perempuan yaitu feminisme. Pemikiran feminisme pertamakali berkembang adalah di inggris pada awal abad 20 saat periode revolusi industri. Perkembangan feminisme periode awal merupakan perlawaan terhadap penindasan dan tuntutan atas kesetaraan sosial bagi perempuan yang dapat di identifikasi secara sah sebagai sifat dasar feminisme.
Tuntutan awal dari feminisme adalah mengenai kesetaraan pendidikan dan pekerjaan, mereka menginginkan pendidikan bagi perempuan muda, guna mempersiapkan mereka agar bisa mandiri di sisi ekonomi, memberikan kebebasan dan martabat, tidak hanya mampu memikat laki-laki yang sudah mapan. Seiring berkembangnya jaman, feminisme juga mulai berkembang tidak hanya fokus pada pendidikan dan pekerjaan saja, melaikan memasuki wilayah pembaharuan atas kesetaraan hak dalam ranah politik (hak berpendapat, bersuara, dan memilih), sosial dalam hukum perkawinan, serta peraturan moral seksualitas.
Karena pemikiran feminisme inilah menyebabkan pergerseran budaya yang memaksa Dunia Arab memberikan hak yang lebih kepada kaum perempuan. Sebagai contoh di arab Saudi perempuan akan mendapat hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu seperti di kawasan arab saudi, walaupun hal tersebut baru empat tahun lagi bisa terlaksana. Perempuan Dunia Arab membuktikan mereka layak mendapatkan perhatian. Guncangnya sistem politik beberapa negara di kawasan yang memicu gerakan revolusi besar-besaran di Arab atau dikenal sebagai ‘Arab Spring’, menjadi sebuah kesempatan.
Sejarah dan peradaban Dunia Arab tidak bisa dipisahkan dari kaum perempuan. Begitu pula yang terjadi di Mesir. Merekalah yang berada di garis terdepan saat demonstrasi dan revolusi rakyat di Lapangan Tahrir, Kairo, hingga menjungkalkan diktator Mesir Hosni Mubarak pada 11 Februari lalu. Salah satu hal yang menyulut kemarahan perempuan di Mesir adalah perlakuan terhadap rekan-rekan mereka yang ditangkap saat terlibat dalam demonstrasi pada Maret lalu. Terdapat 18 aktivis perempuan yang ditangkap.
Untuk lebih lengkapnya silahkan download skripsi sosial terbaru dan gratis dilink berikut Pengaruh pemikiran feminisme terhadap partisipasi perempuan dalam revolusi Mesir Tahun 2011

Password: LgM8O0nU

Rujukan: http://www.4skripsi.com/

Wednesday, August 14, 2013

Download Skripsi Sosial Terbaru dan Gratis

Download Skripsi Sosial Terbaru dan Gratis

Representasi makna pesan nilai-nilai motivasi dalam album for all (studi analisis semiotika nilai-nilai motivasi dalam lirik-lirik lagu pada album for all karya Bondan Prakoso & Fade 2 Black)

Musik termasuk salah satu media komunikasi audio. Musik merupakan salah satu cara dalam melakukan kegiatan komunikasi melalui suara yang diharapkan mampu menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda. Musik adalah bagian dari sebuah karya seni. Seni adalah bagian penting dalam sistem peradaban manusia yang terus bergerak sesuai dengan perkembangan budaya, teknologi dan ilmu pengetahuan. Sebagai bagian dari sebuah karya seni, musik mampu menjadi media bagi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Salah satu tujuan dari musik adalah untuk media berkomunikasi. Tidak banyak orang yang menyanyikan sebuah lagu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, kebanyakan orang menyanyikan sebuah lagu karena ingin didengar oleh orang lain. Melalui musik musisi ingin menjelaskan, menghibur, mengungkapkan pengalaman kepada orang lain. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang diinginkan.
Musik tercipta karena ada pesan yang hendak disampaikan oleh pemusik. Pemusik atau pencipta lagu mempunyai ide, gagasan, atau pengalaman yang ingin disampaikan kepada orang lain. Selain itu musik juga sebagai alat untuk mengekspresikan diri atau mengungkapkan pengalaman. Pengalaman dapat berupa pengalaman fisik, maupun emosional. Maka dari itu tidak mengherankan jika sangat banyak pemusik yang menggunakan tema cinta didalam musiknya.
Ditengah-tengah bermunculan band-band baru yang mengusung tema cinta, Bondan Prakoso & Fade 2 Black muncul dengan album ketiga mereka yang berjudul “For All” yang mengandung unsur motivasi dan bernuansa membangkitkan semangat. Lagu andalan mereka dalam album ini adalah “Ya Sudahlah”. Bondan Prakoso & Fade 2 Black sebenarnya bukanlah band pendatang baru, band ini merupakan kolaborasi musikal antara Bondan Prakoso (musisi, bassis) dan Fade 2 Black (grup rap beranggotakan Titz, Santoz dan Lezzano). Baik Bondan Prakoso dan Fade 2 Black adalah musisi yang cukup terkenal sebelum mereka memutuskan untuk menggabungkan diri menjadi Bondan Prakoso & Fade 2 Black.
Musik dan lagu sebagai sebuah pesan komunikasi dapat menyampaikan pesan motivasi dalam konteks kehidupan untuk mendorong dan menyemangati individu (dalam kasus album For All milik Bondan Prakoso & Fade 2 Black adalah para remaja pada khususnya) untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan yang lebih baik.
Motivasi yang didapatkan melalui lagu adalah termasuk motivasi eksternal. Motivasi eksternal adalah sebuah motivasi yang didapatkan seseorang individu atau sebuah kelompok yang didapatkan dari luar. Motivasi mempunyai banyak nilai, dan dapat mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan. Seperti nilai kebersamaan yang sudah dari jaman penjajahan dulu ditanamkan untuk membebaskan diri melawan penjajah. Nilai optimisme yang mempunyai makna paham (keyakinan) atas segala sesuatu dr segi yg baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal. Nilai pantang menyerah adalah semangat dan gairah adalah perasaan yang sangat kuat yang dialami oleh setiap orang, digunakan untuk mengungkapkan minat yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan, dan kegigihan dalam mewujudkannya.
Sebelas lagu dalam album For All ini juga dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada khalayak, khususnya para remaja. Namun apa sebenarnya pesan yang terkandung dalam sebelas lagu tersebut? Dari latar belakang inilah peneliti merasa tertarik untuk mengungkap makna motivasi yang terkandung dalam sebelas lagu yang terdapat dalam album For All yang dibawakan oleh Bondan Prakoso & Fade 2 Black.
Untuk lebih lengkapnya silahkan download skripsi sosial terbaru dan gratis di link berikut Representasi makna pesan nilai-nilai motivasi dalam album for all (studi analisis semiotika nilai-nilai motivasi dalam lirik-lirik lagu pada album for all karya Bondan Prakoso & Fade 2 Black)


Rujukan: http://www.4skripsi.com/