Sunday, August 25, 2013

Download Skripsi Kesehatan Terbaru dan Gratis

Download Skripsi Kesehatan Terbaru dan Gratis
Pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap aborsi dari kehamilan tidak dikehendaki


Aborsi pada usia remaja merupakan indikasi bahwa remaja memiliki kehidupan reproduksi yang tidak sehat serta belum siap dalam memasuki kehidupan berkeluarga. Padahal, agar terbentuk keluarga yang berkualitas diperlukan kesiapan dalam pengetahuan dan kesesuaian sikap dalam mengatur kehidupan reproduksinya, sehingga pembentukan keluarga adalah proses yang direncanakan dan tidak dilakukan secara dini serta tanpa rencana atau keluarga prematur. Aborsi tidak aman dapat mengakibatkan terjadinya infeksi saluran reproduksi, sehingga menimbulkan nyeri panggul yang kronis, infeksi ruang panggul, dan berakibat kemandulan dikemudian hari.
Sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, dilain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan.
Menurut Hidayat (2004), di Indonesia diperkirakan ada satu juta wanita yang mengalami KTD (kehamilan tidak dikehendaki). Dan menurut laporan WHO, di seluruh dunia diperkirakan 15 juta remaja setiap tahunnya hamil, 60% diantaranya tidak dikehendaki. Salah satu akibat sehingga terjadinya KTD adalah ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan.
Dari berbagai penelitian menunjukkan, perilaku seksual pada remaja mempunyai korelasi dengan sikap remaja terhadap seksualitas. Penelitian tentang perilaku seksual di empat kota menunjukkan 3,6% remaja di kota Medan; 8,5% remaja di Jokjakarta, 3,4% di kota Surabaya, serta 31,1% remaja di kota Kupang telah terlibat hubungan seks secara aktif. Penelitian juga menemukan, 33,5% responden laki-laki di kota Bali pernah berhubungan seks, sedangkan di desa Bali sebanyak 23,6% laki-laki. Di Jokjakarta, kota sebanyak 15,5% sedangkan di desa sebanyak 0,5% (Tito,2001).
Jumlah pelajar di Jakarta yang hamil di luar nikah semakin banyak. Dari 500 pelajar Sekolah Menengah Umum (SMU) yang dijadikan responden, sekitar 4,2%nya mengaku kandungannya digugurkan. Wilayah Jakarta Timur menduduki peringkat pertama dalam kasus ini, yaitu sekitar tujuh persen. Responden yang diambil rata- rata siswa yang baru menjalani masa orientasi sekolah.
Menurut Hidayat (2004), ternyata 97,05 % dari 1.660 responden mahasiswi di Yogyakarta sudah tidak perawan lagi. Bahkan diketahui pula 90% diantaranya telah melakukan aborsi. Sampai dengan Januari 2001 rata-rata perhari lima remaja putri mengaku telah mengalami pengalaman pranikah. Dengan demikian, dalam sebulan rata-rata remaja yang mengaku hamil pranikah sebanyak 150 orang. Mereka mengalami kehamilan itu usianya bervariasi mulai dari kelas dua SMP sampai mahasiswa.
Menurut Laazulva (2005), sebanyak 560 kasus (10,89%) kehamilan tidak dikehendaki (KTD), unwanted pregnancy sepanjang tahun 2004, terjadi pada kelompok usia 18 tahun atau usia Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Bila dilihat dari proporsi yang mengalami KTD terbagi untuk tingkat pendidikan Sekolah Menengah Lanjutan Pertama (SMP) sebanyak 1,42%, dan proporsi tingkat pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) ada 16,6%. Adapun selebihnya adalah kelompok mahasiswa. Banyak remaja yang konsultasi menanyakan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi, mulai dari mimpi basah, menstruasi, masturbasi atau onani, sampai terjadinya proses kehamilan. Sebagian besar klien KTD berada dalam kisaran usia 15-24 tahun dan pengetahuan tantang risiko melakukan hubungan seks masih rendah.
Password: mIpi2dPr


Rujukan: http://www.4skripsi.com/

No comments:

Post a Comment