Wednesday, September 11, 2013

Download Contoh Skripsi Kesehatan(Analisis Sikap Pasien Kusta)

Download Contoh Skripsi Kesehatan(Analisis Sikap Pasien Kusta)


Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang masih menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis, tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara–negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberi pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial dan ekonomi pada masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga, termasuk petugas kesehatan.

Menurut Word Health Organization (WHO) dalam Weekly Epidemiological Record bahwa Indonesia ditemukan 21.538 kasus, sedangkan di dunia kasus yang dilaporkan 312.036, dan jumlah kasus baru pada pertengahan tahun 2008 dilaporkan dari 121 negara sebanyak 249.007 kasus (Weekly Epidemiological Record, 2009).

Rumah sakit Dr Tadjuddin Chalid Makassar merupakan rumah sakit kusta regional untuk kawasan Indonesia bagian timur. Pada tahun 2007 dengan jumlah penderita rawat jalan 1749 orang, rawat inap 867 orang dengan tingkat kecacatan tangan 1085 orang, kaki 1267 orang, mata 228 orang. Pada tahun 2008 dengan jumlah penderita rawat jalan 1813 orang, rawat inap 968 orang, dengan tingkat kecacatan tangan 1005 orang, kaki 1077 orang dan mata 33 orang (P2 Kusta RSK Daya, 2008).

Berdasarkan naskah akademik peningkatan status rumah sakit kusta regional Makassar tercatat pasien kusta dengan tipe Lepromatous Borderline (BL) dari tahun 2005 sampai tahun 2007 memiliki persentase yang cukup tinggi, dibandingkan dengan tipe lainnya. Walaupun tipe ini pada tahun 2007 mengalami penurunan jumlah dari 344 menjadi 325 pada tahun 2006 namun masih mengkhawatirkan, hal ini menunjukan bahwa kesadaran mereka untuk segera berobat sedini mungkin masih sangat kurang, selain itu juga karena pengetahuan mereka untuk mengenal gejala awal masih sangat kurang sehingga mereka terlambat untuk datang berobat.

Penderita kusta dengan gejala dini belum menderita cacat dan kalau segera diobati proses penyakitnya terhenti dan penyakitnya sembuh tanpa cacat. Jadi cacat kusta dapat dicegah dengan segera memulai pengobatan sebelum cacat timbul karena kerusakan saraf perifer yang permanen (Amirudin, 2001). Bertolak dari latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan dan sikap pasien kusta dengan upaya pencegahan kecacatan penyakitnya.


Password: lJeACvzs

No comments:

Post a Comment